, ,

Wamentrans Dengarkan Curhatan Kepala Suku Hatam Terkait Transmigrasi

oleh -141 Dilihat
cek disini

Teminabuan – Wamentrans Dengarkan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamentrans) melakukan kunjungan kerja ke wilayah pedalaman Papua Barat untuk meninjau langsung program transmigrasi dan mendengar aspirasi masyarakat adat setempat.

Dalam kunjungan tersebut, Wamentrans secara khusus mengadakan pertemuan dengan Kepala Suku Hatam, salah satu suku asli yang mendiami kawasan Pegunungan Arfak

Wamentrans Dengarkan
Wamentrans Dengarkan

Baca Juga : Deret Kasus Siswa Diduga Keracunan MBG Dalam Seminggu Terakhir

Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, di mana kepala suku dan tokoh masyarakat diberi kesempatan menyampaikan aspirasi, keluhan, serta harapan mereka terkait kebijakan transmigrasi.

Salah satu keluhan utama adalah berkurangnya lahan ulayat yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat adat Hatam.

Ia menuturkan bahwa pembukaan lahan untuk permukiman transmigran sering kali dilakukan tanpa konsultasi yang memadai dengan masyarakat adat.

Selain itu, munculnya gesekan sosial antara penduduk asli dan pendatang juga menjadi perhatian serius yang ia sampaikan kepada Wamentrans.

Dalam tanggapannya, Wamentrans menyampaikan rasa hormat dan apresiasinya atas keterbukaan masyarakat adat Hatam dalam berdialog dengan pemerintah.

Ia menegaskan bahwa program transmigrasi seharusnya tidak boleh mengorbankan eksistensi dan hak-hak masyarakat adat.

Wamentrans menekankan bahwa pendekatan baru dalam transmigrasi harus berbasis pada prinsip keharmonisan, partisipasi, dan penghormatan terhadap kearifan lokal.

Pemerintah, menurutnya, kini sedang meninjau ulang berbagai program transmigrasi agar lebih inklusif dan adil bagi semua pihak.

Ia juga menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan agar masyarakat adat menjadi subjek dalam pembangunan, bukan sekadar objek yang terkena dampaknya

Seorang pemuda Hatam menyoroti kurangnya akses pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi anak-anak adat dibandingkan dengan warga pendatang.

Perempuan adat juga menyampaikan kekhawatiran tentang perubahan peran sosial mereka yang semakin terpinggirkan akibat perubahan pola hidup yang cepat.

Menanggapi hal ini, Wamentrans menyatakan bahwa pemerintah akan mengupayakan program khusus pelatihan keterampilan bagi pemuda dan perempuan adat.

ini Ia juga menekankan pentingnya pembangunan yang inklusif gender dan responsif terhadap kondisi sosial budaya setempat.

telkomsel

No More Posts Available.

No more pages to load.