Teminabuan – Siswa SMAN 11 Semarang kembali menjadi sorotan setelah puluhan siswa menggelar aksi demonstrasi damai menuntut kejelasan dan tindakan tegas terkait kasus Chiko, tukang edit foto cabul yang sempat viral di media sosial.
Para siswa menyuarakan kekhawatiran mereka atas penyebaran konten yang merusak nama baik dan moral lingkungan sekolah. Mereka membawa poster berisi pesan tegas, seperti “Lindungi Siswa, Hentikan Konten Cabul” dan “Tangkap Pelaku, Tegakkan Hukum!”. Aksi ini menegaskan bahwa mereka menuntut keadilan dan perlindungan bagi seluruh siswa.
Baca Juga : Respons Aqua Usai Pabrik Airnya Disidak Dedi Mulyadi di Subang
Demonstrasi ini menjadi bentuk tekanan agar pihak sekolah dan aparat hukum segera menindaklanjuti masalah tersebut.
“Keselamatan dan reputasi siswa adalah prioritas utama kami,” tegasnya.
Kasus ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya kesadaran digital dan etika online.
Kejadian yang memicu kemarahan warga SMAN 11 Semarang kembali memanas. Puluhan siswa menggelar aksi demonstrasi di depan sekolah, menuntut klarifikasi dan tindakan tegas terkait kasus Chiko, tukang edit foto cabul yang sempat viral di media sosial
Aksi ini bukan yang pertama. Para siswa menegaskan bahwa perilaku yang merusak nama baik dan moral siswa tidak bisa dibiarkan begitu saja. Mereka membawa poster dan spanduk dengan pesan tegas: “Lindungi Siswa, Tangkap Pelaku!” dan “Stop Penyebaran Konten Cabul!”.
masyarakat agar pihak sekolah dan aparat hukum segera menindaklanjuti kasus tersebut.
Kepala SMAN 11 Semarang menyatakan akan meningkatkan pengawasan dan edukasi digital bagi siswa, serta bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menindak penyebaran konten cabul. “Keselamatan dan reputasi siswa adalah prioritas kami,” ujar kepala sekolah.
Kasus ini menegaskan pentingnya literasi digital dan kewaspadaan terhadap penyebaran konten negatif. Aksi siswa yang konsisten menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli pada keamanan diri sendiri, tetapi juga pada lingkungan sekolah yang sehat dan aman dari penyebaran konten merugikan.
Demonstrasi yang berlangsung damai ini diharapkan menjadi pengingat bahwa perilaku online memiliki ini
