Teminabuan – Remaja Putri Sebuah tragedi menggemparkan warga Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, terjadi pada Jumat pagi ini.
Seorang remaja putri ditemukan tewas dalam kondisi gantung diri di sebuah pohon mangga di dekat permukiman warga.
Korban berinisial NA, berusia 16 tahun, masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Penemuan jasad NA pertama kali diketahui oleh seorang warga yang hendak pergi ke kebun.
Warga tersebut langsung melaporkan kejadian tersebut kepada perangkat desa dan pihak kepolisian.
Polisi dari Polsek setempat segera tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Baca Juga : 3 Sekolah Jadi Sasaran Edukasi Hak Anak di Sorong Selatan
Lokasi penemuan cukup tersembunyi dan jauh dari keramaian, sehingga sulit terdeteksi jika bukan oleh warga yang lewat.
Keluarga korban sangat terpukul mendengar kabar ini.
Orang tua NA mengaku tidak menyangka bahwa putri mereka mengambil keputusan tragis tersebut.
Menurut keluarga, NA adalah anak yang pendiam dan tidak pernah menunjukkan perilaku yang mencurigakan.
Namun beberapa waktu terakhir, korban terlihat lebih murung dan menyendiri, kata ibu korban.
“Dia sering diam saja, tidak banyak cerita, tapi kami pikir itu hanya masa remaja,” ujarnya penuh sedih.
Polisi mulai mendalami motif bunuh diri dengan mengumpulkan keterangan dari keluarga dan teman-teman korban.
Salah satu langkah penyelidikan adalah memeriksa isi ponsel dan catatan harian milik NA.
Petugas juga berencana memanggil guru serta teman dekat korban untuk mendapatkan gambaran lebih jelas.
“Kami ingin mengetahui penyebab pasti kejadian ini agar bisa memberikan keadilan dan pencerahan,” kata Kapolsek.
Warga sekitar merasa terpukul atas peristiwa tersebut.
Banyak yang mengenal NA sebagai sosok yang ramah dan baik hati.
Mereka mengaku sulit menerima bahwa korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu.
Pihak sekolah juga memberikan respons atas kejadian ini.
Kepala sekolah menyatakan akan memberikan dukungan psikologis kepada para siswa yang merasa kehilangan.
Sekolah berencana mengadakan kegiatan refleksi dan doa bersama untuk mengenang NA.
Guru-guru berharap peristiwa ini bisa menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental siswa.