Teminabuan – Dosen UGM Belakangan ini, gelombang demonstrasi yang melibatkan kaum muda, khususnya generasi Z, semakin mendapat perhatian publik.
Banyak yang beranggapan bahwa fenomena ini hanya karena tren atau semata-mata ingin eksis di media sosial, biasa disebut sebagai FOMO (Fear of Missing Out).
Namun, sejumlah dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan perspektif berbeda terkait alasan Gen Z turun ke jalan.
Mereka menegaskan bahwa aksi massa yang melibatkan Gen Z bukan sekadar ikut-ikutan tanpa alasan kuat.
Dosen sosiologi UGM Dr. Ratna Wijaya, mengatakan bahwa keterlibatan Gen Z dalam demonstrasi
Baca Juga : Gunung Es Rakasa Pecah, Ilmuwan Khawatir Dampak Ngerinya
Menurut Dr. Ratna, generasi ini sangat peka terhadap ketidakadilan yang mereka saksikan di sekitar mereka.
“Mereka bukan hanya ingin viral atau eksis, tapi memiliki motivasi kuat untuk menyuarakan perubahan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa Gen Z yang turun ke jalan merupakan wujud partisipasi politik yang sejati.
“Generasi muda saat ini memiliki akses informasi yang luas dan cepat, sehingga mereka lebih memahami isu-isu yang terjadi,” kata Prof. Ahmad.
Menurutnya, berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z sangat aktif dalam mengekspresikan pendapat dan menuntut perubahan.
Tidak hanya di kampus, gerakan yang melibatkan Gen Z juga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Para mahasiswa, pelajar, dan bahkan kaum muda yang belum kuliah turut ambil bagian dalam aksi-aksi tersebut.
Dosen psikologi UGM, Dr. Maya Puspitasari, mengungkapkan bahwa dorongan emosional Gen Z dalam aksi ini berasal dari rasa empati dan keprihatinan terhadap kondisi sosial.
“Mereka merasakan ketidakadilan dan ingin menunjukkan sikap keberpihakan,” ujarnya.
Dr. Maya juga menambahkan bahwa media sosial berperan sebagai medium untuk menyuarakan aspirasi, bukan sekadar tempat mencari perhatian.
Hal ini menjawab stigma yang selama ini melekat bahwa Gen Z hanya mengikuti tren tanpa pemahaman yang mendalam.
Sebagian besar responden menyatakan mereka turun ke jalan karena ingin memperjuangkan keadilan dan demokrasi.
Mereka juga mengeluhkan berbagai masalah seperti korupsi, ketimpangan sosial, dan ketidakpastian masa depan.